Oleh :
Rifki Abdi Pratama
16816377
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat allah SWT,karena dengan rahmat dan karunia-Nya
saya masih di beri kesempatan untuk meyelesaikan makalah ini.Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. dan semoga segan lainnya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Lingkungan laut indonesia sangat di kenal dengan keindahannya.Banyak turis manca negara yang pergi menyelam ke laut-laut yang ada di indonesia.Menurut mereka,laut indonesia sangat indah.Banyak ikan-ikan yang mengaggumkan di laut indonesia.Fakta itu memang benar,laut indonesia memang indah,laut-laut biru yang menghiasi setiap pantai .Peran pemuda dalam melestarikan kelautan (maritim) di indonesia.
B.Rumusan masalah
- Peran pemuda dalam melestarikan kelautan (maritim) di indonesia
C.Tujuan
- Pembaca dapat mengetahuin peran pemuda dalam melestarikan kelautan (maritim) di indonesia.
BAB II
Pembahasan
A.Peran pemuda dalam melestarikan kelautan (maritim) di indonesia.
Pemuda merupakan aset bangsa yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Pemuda memiliki dinamisasi dan semangat yang tinggi dalam berbagai aspek dimasyarakat. 10 pemuda bisa menggoncang dunia, begitu kata bung karno untuk menggambarkan betapa pemuda memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan sebuah bangsa. Semangat yang tinggi dan pemikiran yang penuh ide-ide memberikan peran kepada pemuda dalam setiap sektor kehidupan.
Indonesia merupakan negara maritimyang besar dimana kita memiliki kekuatan dalam potensi kelautan. Toprografi yang memiliki banyak pulau dan pantai menjadikan Indonesia sebagai kawasan yang strategis di wilayah khatulistiwa. Indonesia memiliki kekayaan laut yang melimpah. Hasil laut dan sumber daya alam lainya berkembang dengan baik. Tidak menutup pula untuk sektor pariwisata bahari. Pariwisata menjadi salah satu sumber penghasilan negara yang menjanjikan. Kekayaan yang ada tentunya akan lebih besar menjadi apabila dikembangkan lebih baik lagi. Diperlukan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Baik itu pemerintah, infrastruktur dan masyarakat sendiri. Dan disinilah tentunya pemuda sebagai bagian dari masyarakat memiliki andil yang besar mengikuti perkembangan potensi laut Indonesia.
Embrio Pertahanan Laut Indonesia, 1942-1945
Awal mula terbentuknya ketahanan nasional dapat dilihat dari sistem ketahanan laut yang dibentuk pemerintah kolonial Belanda jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada awal abad 19, pemerintah Belanda sebagai aparatur tertinggi merancang langkah-langkah strategis dalam rangka menjaga wilayah kelautan dari berbagai masalah yang ada, baik dari penduduk pribumi maupun asing. Dalam rangka pengawasan tersebut, Pemerintah Belanda membentuk dua institusi yang tugasnya menjaga, mengawasi sekaligus menertibkan segala kegiatan di laut. Dua institusi tersebut ialah Koloniale Marine (Angkatan Laut Kolonial, dibentuk tahun 1816) dan Civiele Marine (Marine Sipil, dibentuk tahun 1821). Orang-orang pribumi yang bekerja di maskapai laut Belanda cenderung menjadi tenaga kerja kasar dalam bidang kelautan yang sudah tentu dipimpin oleh orang Belanda sendiri. Orang pribumi tidak memungkinkan untuk memiliki karier yang baik atau naik secara vertikal untuk mendapatkan posisi yang strategis (Jusuf, 1971: 4).
Kebalikan dari era kolonial Belanda, saat Jepang datang ke Indonesia tahun 1942, terjadi perubahan mendasar dalam bidang perekrutan pegawai ataupun prajurit yang bertugas di darat maupun di lautan. Pemuda Indonesia memiliki kesempatan yang luas dan tidak lagi mendapat perlakuan yang diskriminatif seperti pada saat dibawah jajahan pemerintahan Belanda.
Perlakuan berbeda diberikan Jepang kepada pemuda untuk bergabung di berbagai organisasi kepemudaan dan digembleng di organisasi-organisasi bentukan Jepang untuk keperluan perang Jepang terhadap sekutu (perang pasifik). Para pemuda kemudian diorganisir dalam Barisan Pelajar (Gakutotai) dan diberi pengarahan tentang latihan perang antar sekolah dengan sasaran merebut sekolah masing-masing. Senapan yang digunakan adalah senapan/ bedil yang terbuat dari kayu (mokuju). Latihan peperangan dilakukan pada sore hari sehabis pulang sekolah dengan membawa senapan kayu masing-masing yang sudah dibawa dari rumah ke sekolah. Selain Gakutotai, organisasi dan kelompok pemuda lainnya yang dibentuk oleh Jepang antara lain Heiho (Tentara Jepang), PETA (Pembela Tanah Air), Keibodan (Pembantu Keamanan), Seinendan (Barisan Keamanan Desa), Suisintai (Barisan Pelopor), Fujinkai (Barisan Sukarelawan Wanita), Boei Giyugun, dan Sen In Yoseiho (Notosusanto, 1975: 11). Latihan militer ala Jepang ini berdampak pada tumbuhnya semangat keprajuritan di kalangan pemuda.
Dengan banyaknya sekolah kepemudaan yang berjiwa keprajuritan, maka banyak pula lulusan sekolah Jepang yang berwawasan taktis yang siap dibutuhkan dalam keadaan perang, baik di darat maupun di laut. Untuk bidang kelautan, Jepang mendirikan berbagai sekolah, seperti Sekolah Pelayaran Tinggi (Koto Sen-in Yoseijo), Sekolah Perikanan (Suisan Semmon Gakko), Sekolah Pelayaran Rendah (Kai-un Gakko), Sekolah Bangunan Kapal (Zosen Gakko) dan Pelatihan Pelayaran untuk membantu Kaigun dan Butai (Sen In Kunrensyo) di Makassar dan Singapura (Sudarto, 1980: 13). Dengan kehadiran Jepang, mekanisme pertahanan laut turut menjadi perhatian tentara pendudukan selain pertahanan darat. Jepang menyadari bahwa wilayah Indonesia sebagai kawasan maritim memerlukan penjagaan armada laut yang kuat, untuk mencapai hal itu maka perekrutan pelaut-pelaut Indonesia menjadi penting. Sekolah-sekolah yang berhaluan teknik kelautan pada era pendudukan Jepang seperti Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) dan Sekolah Latihan Pelayaran menjadi ‘pemasok’ inti perwira pelaut Indonesia yang tergabung dalam Angkatan Laut Republik Indonesia (Jusuf, 1980: 16).
Pada tanggal 22 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia memutuskan pembentukan tiga badan, yaitu: Komite Nasional Indonesia, Partai Nasional Indonesia, dan Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) (Suherly, 1971: 2). Dalam internal BPKKP itu dibentuk satu bagian yang bernama Badan Keamanan Rakyat atau biasa disingkat BKR (La Ode, 2006: 1). Dalam BKR itu terdapat pula unsur-unsur laut dan udara, disamping darat. Para pemuda yang tergabung dalam Kaigun Heiho dan pemuda-pemuda yang bekerja pada obyek-obyek vital di pelabuhan, kemudian beralih untuk melaksanakan tugas kemananan di pantai dan ketertiban di daerah pelabuhan, dengan membentuk BKR Laut/ Penjaga Pantai (Djamhari, 1971: 2). Untuk menjaga pesisir laut serta pelabuhan, pemuda pelaut yang tergabung dalam BKR Laut membentuk kelompok awal di Jakarta. Laut sebagai satu kesatuan wilayah Indonesia mempunyai nilai strategis dan harus dijaga dari kemungkinan lalu lalang kapal perang asing yang siap mendekat ke pelabuhan.
Pembentukan BKR Laut belum memberi kesigapan yang memadai dan kepuasan dari segi militer karena adanya desakan dibentuknya Angkatan Laut. Pada waktu itu situasi di ibukota dan kota besar lainnya belum stabil dan sejak Sekutu datang, suasana bertambah krisis. Untuk menampung aspirasi dari pemuda militer terjadi beberapa perubahan struktur dan nama organsiasi militer Republik Indonesia, maka pada tanggal 5 Oktober 1945, Presiden mengeluarkan maklumat tentang pembentukan Tentara Kemananan Laut (TKR) dan BKR menjadi inti TKR. TKR kemudian berganti menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan berubah menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).
BAB III
Pentup
Kesimpulan
Perjuangan bangsa Indonesia tidak pernah luput dari campur tangan para pemudanya. Dimulai dari Sumpah Pemuda tahun 1928, gerakan revolusi yang digalakkan pemuda tahun 1945, hingga era reformasi thaun 1998. Tentu tiap gerakan pemuda pada masanya memiliki alur dan konsep gerakan sendiri-sendiri. Tapi yang terpenting dari itu semua adalah pola sejarah yang melukiskan sejarah bangsa Indonesia selalu dimotori kaum muda.
DAFTAR PUSTAKA.
http://www.kompasiana.com/fajrisatriahidayat/pemuda-dan-perannya-dalam-menjaga-kelestarian-dan-mengembangkan-potensi-laut-indonesia_54f77568a3331168648b45b6
http://www.pemudamaritim.com/2014/12/peranan-pemuda-dalam-pertahanan-laut.html
|
Comments
Post a Comment